Usaha Sampingan pada Budidaya Kopi dengan Tumpangsari Tanaman Semusim

budidaya kopi sistem tumpangsari dengan tanaman semusim 552x266 » Usaha Sampingan pada Budidaya Kopi dengan Tumpangsari Tanaman Semusim

Lahan budidaya kopi bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan sampingan. Pemanfaatan lahan budidaya kopi dilakukan dengan menanam tanaman semusim dan tanaman tahunan serta diintegrasikan dengan peternakan. Cara budidaya seperti ini sering disebut diversifikasi usaha budidaya kopi atau sistem tumpangsari.

Budidaya kopi dengan tanaman semusim

Budidaya kopi bisa dilakukan dengan menanam tanaman semusim artinya tanaman yang bisa langsung dipanen untuk satu musim tanam sekitar 3 sampai 6 bulan, seperti tanaman palawija dan holtikultura. Ketika tanaman semusim sudah dipanen maka tidak digunakan lagi tapi langsung dilanjutkan dengan penanaman bibit kopi. Jadi penanaman semusim ini sifatnya hanya sementara dalam rangka memanfaatkan lahan kopi sebelum ditanami bibit kopi pada masa persiapan lahan kopi yakni sekitar 6 bulan.

budidaya kopi sistem tumpangsari dengan tanaman semusim » Usaha Sampingan pada Budidaya Kopi dengan Tumpangsari Tanaman Semusim

Cara budidaya kopi dengan tanaman semusim diantaranya sebagai berikut:

  • Penanaman tanaman semusim dilakukan saat persiapan lahan

Pada persiapan lahan dalam budidaya kopi dilakukan penanaman pohon penaung dan pembuatan lubang tanam 6 bulan sebelum penanaman bibit kopi. Dalam waktu 6 bulan inilah tanaman semusim bisa ditanam di tanah di antara lubang tanam sehingga tidak mengganggu lubang tanam bibit kopi. Jarak antar lubang tanam pohon kopi biasanya berkisar antara 1,5 meter sampai 3 meter, lahan inilah yang digunakan untuk menanam tanaman semusim.

Jenis tanaman semusim yang bisa diberdayakan adalah jenis tanaman holtikultura seperti cabai merah, cabai hijau, tomat, jenis palawija seperti jagung, sayuran, umbi-umbian seperti ubi jalar, ubi kayu, talas, kentang, dan lain sebagainya, dan kacang-kacangan seperti kacang panjang, kacang merah, kedelai dan lain sebagainya.

Tanaman jagung yang tinggi bisa berfungsi sebagai tanaman semusim dan bisa juga digunakan sebagai tanaman penaung sementara.

Bila tanaman semusim sudah dipanen dan hasilnya dijual, maka tanaman tersebut dicabut beserta perakarannya dan bekas tanaman dikeringkan yang selanjutnya bisa digunakan sebagai pupuk hijau untuk menambah kesuburan lahan kopi.

  • Penanaman tanaman semusim dilakukan selama pohon kopi belum menghasilkan

Penanaman tanaman semusim bisa dilanjutkan sampai bibit kopi menghasilkan buah, jadi hal ini merupakan usaha sampingan untuk mendayagunakan lahan kopi mengingat jarak tanam pohon kopi cukup lebar yaitu sekitar 2-3 meter, jadi lahan antara ini bisa ditanami tanaman rendah. Penanaman tanaman tinggi juga bisa dilakukan seperti tanaman jagung dengan varietas yang tinggi (jangkung) yang berfungsi untuk pohon penaung sementara bibit kopi mengalami pertumbuhan sampai menghasilkan buah.

  • Penanaman tanaman semusim dilakukan selama memungkinkan

Penanaman tanaman semusim dilahan kopi seperti sudah disebutkan bisa dilakukan selama persiapan lahan dan bisa dilanjutkan sampai tanaman kopi berbuah, namun penanaman tanaman semusim ini bisa juga dilakukan secara permanen sebagai sistem tumpangsari atau diversifikasi (perluasan usaha perkebunan).

Cara melakukan penanaman tanaman semusim yang permanen adalah dengan menyiapkan lahan khusus tersendiri pada lahan kopi untuk penanaman tanaman lainnya atau tanaman musiman seperti jenis-jenis palawija dan holtikultura serta kacang-kacangan dan umbi-umbian yang sesuai dengan kondisi lahan dan menguntungkan secara ekonomi mikro di daerah tersebut.

Cara penyediaan lahan untuk tanaman lain selain tanaman kopi adalah dengan sistem lorong yakni menyediakan lahan yang memiliki lebar 8 meter pada tiap-tiap 3-5 barisan tanaman kopi, lahan lorong ini disediakan khusus untuk tanaman tumpangsari yang permanen.

Artikel Terkait: