Dalam artikel pedoman teknis budidaya kopi bagian 1 sampai 3 telah diutarakan tentang pemilihan lahan, persiapan lahan, pengendalian gulma, pembuatan lubang tanam, pengaturan jarak tanam bibit kopi dan penanaman pohon penaung tetap dan pohon penaung sementara. Langkah selanjutnya dalam teknis budidaya kopi adalah pembibitan.
Teknis pembibitan tanaman kopi terdiri dari pemilihan dan penggunaan bibit kopi unggul, teknis pembibitan generatif menggunakan benih kopi, pembibitan vegetatif dan pembibitan dengan cara stek serta teknis penanaman bibit kopi.
Salah satu langkah penting dalam budidaya kopi adalah pemilihan bibit kopi unggul. Bibit kopi unggul sudah banyak tersedia di tempat-tempat penyediaan bibit kopi dan di pasaran pada umumnya. Namun yang paling penting dalam pemilihan bibit unggul adalah bibit unggul yang paling sesuai dengan kondisi lingkungan daerah budidaya kopi bersangkutan. Bibit unggul yang sesuai dengan kondisi lingkungan selain akan tumbuh subur dan tahan serangan hama dan penyakit sehingga produktivitas kopi akan optimal, juga akan menghasilkan mutu citarasa dan aroma kopi yang berkualitas.
Bibit kopi yang unggul bisa didapat dengan cara generatif melalui benih varietas kopi dengan persemaian biji kopi, dan dengan cara vegetatif berupa sambungan klon yang unggul yang diperbanyak, dan juga berupa sistem stek pada tanaman kopi unggul. Saat ini telah dikembangkan cara-cara lain pembibitan kopi unggul diantaranya cara Somatic Embryogenesis (SE).
Penggunaan cara memperoleh benih yang efektif dan efisien dilakukan dengan memperhatikan kondisi lingkungan lahan budidaya kopi, misalnya lingkungan budidaya kopi rawan serangan penyakit dan hama kopi maka bisa diupayakan bibit unggul dengan cara klon atau sambungan pohon kopi yang telah teruji tahan penyakit tertentu. Salah satu contoh sambungan bibit unggul yang tahan penyakit menggunakan bibit unggul Robusta BP308 pada bagian bawah dan disambung dengan bagian atas dari klon kopi arabika yang sudah teruji memiliki produktivitas yang optimal dan kualitas citarasa yang tinggi, sehingga sambungan ini diharapkan bisa menghasilkan bibit unggul yang tahan penyakit, tinggkat kesuburan dan produktivitas tinggi sekaligus memiliki citarasa dan aroma kopi yang enak.
Berikut ini beberapa contoh bibit kopi unggul yang dianjurkan oleh Kementrian Pertanian RI *) diantaranya: