Tanaman kopi yang berada dalam famili Rubiaceae, klasifikasi tanaman kopi dalam sistematika di dunia botani adalah termasuk kepada Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Gentianales, Famili Rubiaceae dan Genus Coffea canephora (atau yang lazim disebut tanaman kopi).
Tanaman kopi memiliki berbagai macam jenis atau varietas. Jenis tanaman kopi yang terkenal di dunia dan paling banyak dibudidayakan pada perkebunan kopi berturut-turut adalah jenis Coffea Arabica dengan bahasa umumnya Kopi Arabika, Coffea robusta dengan bahasa umumnya Kopi Robusta dan Coffea liberica dengan bahasa umumnya Kopi Liberika.
Tanaman kopi (Coffea canephora) mayoritas masih dibudidayakan dalam perkebunan kopi rakyat dengan menggunakan teknologi pembudidayaan yang masih sederhana dan terbatas. Produksi kopi rakyat bisa ditingkatkan dengan meningkatkan teknologi pembudidayaannya.
Berikut ini 4 (empat) faktor yang menentukan keberhasilan budidaya kopi dan harus dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan diantaranya:
Sarana produksi yang harus disiapkan dalam budidaya kopi diantaranya
Faktor yang menentukan keberhasilan budidaya kopi dari sisi proses produksi atau budidaya kopi diantaranya berkaitan erat dengan:
Dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter dpl dengan suhu sekitar 21-24 ͦC baik ditanami kopi robusta dan liberika, namun kopi liberika sangat cocok ditanam di dataran rendah seperti daerah pasang surut.
Dataran tinggi sampai ketinggian sekitar 1700 meter dpl yang bersuhu sekitar 10-16°C baik untuk ditanami kopi arabika.
Tanah yang cocok dan menunjang keberhasilan budidaya kopi adalah tanah yang permukaannya gembur sampai kedalaman 100 cm, dan mengandung unsur hara serta oksigen yang cukup, sehingga tanah liat kurang cocok untuk budidaya kopi karena kurang oksigen, namun tanah liat yang diolah dengan campuran tanah lempung atau pasir dan pemupukan yang optimal bisa digunakan untuk budidaya kopi.
Lahan budidaya kopi sangat baik dengan kadar keasaman atau pH 5,5 – 6,5.
Ketersediaan air atau drainase sangat mempengaruhi keberhasilan budidaya kopi.
Pohon penaung sangat berpengaruh pada keberhasilan budidaya kopi, karena pohon penaung akan membantu melindungi bibit kopi dari hujan deras dan panas yang terlalu terik terutama saat musim kering.
Jenis pohon penaung hendaklah dipilih yang berdaun kecil-kecil dan posisi pohon penaung harus diatur jaraknya, karena jarak pohon yang terlalu rapat akan mengakibatkan kelembaban lahan berlebihan sehingga bisa menyuburkan tumbuhnya parasit.
Sementara jarak pohon penaung terlalu jauh akan menyebabkan lahan terlalu kering, hal ini kurang baik bagi bibit kopi yang masih muda (TBM).
Faktor yang menentukan keberhasilan budidaya kopi dari sisi bibit, hendaknya memilih bibit unggul yang sesuai dengan keadaan lahan, baik ketentuan ketinggian dan suhu optimum serta ketahanan terhadap penyakit. Lahan kopi yang endemik oleh penyakit atau jamur harus menggunakan bibit yang benar-benar teruji tahan penyakit, hal ini bisa diperoleh dengan bibit unggul hasil klon (pembibitan vegetatif) dengan teknologi pembibitan kopi poliklonal.
Salahsatu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya kopi adalah pemupukan yang tepat dan berkelanjutan terutama pada lahan yang kekurangan unsur hara harus dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau pupuk hijau dan pupuk yang mengandung unsur-unsur Ca,N,P,K,dan lainnya. Lahan kopi pada tanah hutan yang subur dan permukaannya gembur dengan bahan organik masih bisa mempertahankan kesuburan lahan sekalipun jarang diberi pupuk.
Pengolahan kopi pasca panen sangat menentukan keberhasilan budidaya kopi karena pengolahan biji kopi akan menentukan mutu biji kopi. Teknik pengolahan biji kopi diantaranya:
Faktor yang menentukan keberhasilan budidaya kopi adalah sistem pemasaran biji kopi baik untuk pasar local dan domestik maupun pasar ekspor.
Sumber:
(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008).